Multiple Sclerosis (MS), penyakit autoimun dengan gejala yang seringkali menyerupai kondisi medis lain, masih kurang dipahami, baik oleh masyarakat umum maupun tenaga kesehatan di Indonesia. Data Atlas of MS menunjukkan di Asia Tenggara terdapat 9 dari 100.000 orang terdiagnosa MS, sementara di Indonesia tercatat 160 orang yang terdiagnosa MS. Hal ini mengindikasikan adanya potensi kasus MS yang belum terdiagnosis di Indonesia.

Oleh karenanya, peningkatan kesadaran dan pemahaman tentang MS menjadi krusial untuk meminimalisir risiko diagnosis yang terlewatkan dan keterlambatan penanganan, yang dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup individu dengan MS. Neurologist Siloam Hospitals Lippo Village, Dr dr Rocksy Fransisca V. Situmeang Sp.N, menjelaskan, MS adalah penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat. Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan myelin atau selubung pelindung saraf, oleh sistem kekebalan tubuh.

Apa Itu Zat Sodium Dehydroacetate yang Diduga Ditemukan Pada Merek Roti Aoka? Wartakotalive.com Pihak Terpidana Kasus Vina Cirebon Beberkan Bukti Dugaan Keterangan Palsu Aep dan Dede, Apa Saja? Wartakotalive.com Relawan AMP PKB Yakin Ahok Kalah di Pilkada Jakarta 2024, Apa Reaksi Anies? Wartakotalive.com

Kerusakan pada myelin menyebabkan hubungan antara otak dan bagian tubuh lainnya terganggu. "MS seringkali sulit didiagnosis karena gejalanya mirip dengan kondisi medis lain seperti stroke dan gangguan penglihatan pada mata, dan dapat berbeda beda antara satu individu dengan individu lainnya," ujar Rocksy Fransisca di Jakarta, Selasa (28/5/2024). Oleh karenanya diagnosis MS bisa jadi cukup menantang karena tidak dapat ditegakkan hanya dengan satu tes khusus.

Hal ini untuk mengantisipasi kesalahan diagnosis yang dapat memperburuk kondisi dan mengakibatkan hilangnya fungsi pada salah satu anggota tubuh secara permanen. Salah satu jenis MS yang paling sering ditemukan adalah Relapsing Remitting MS (RRMS), dimana gejala gejala tertentu muncul pada seorang individu, hilang, dan setelah itu muncul kembali. "Kemunculan hilang dan kemunculan kembali suatu gejala bisa menjadi sebuah gejala MS yang cukup khas dan patut diwaspadai. Penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf jika mengalami tanda tersebut. Dengan diagnosis dan penanganan yang tepat, individu dengan MS dapat menjalani hidup yang produktif dan berkualitas," tambah dr Rocksy.

Penyakit ini umumnya menyerang usia muda yang produktif, dimana banyak menyerang perempuan. Menurut Dr Rocksy, kaum hawa lebih rentan terkena penyakit ini karena sering berada di dalam ruangan dan jarang terkena paparan sinar matahari. Berikut gejala dari multiple sclerosis yang patut diwaspadai:

Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *