Satu keluarga di Kampung Curug Cihuni, Desa Curugpanjang, Kecamatan Cikulur Lebak Banten mengalami kelumpuhan. Tak hanya dalam waktu sebentar, 7 dari 8 anggota keluarga mengalami kelumpuhan selama bertahun tahun. Diantara keluarga yang lumpuh ini diketahui, 5 orang adalah kakak beradik, sementara 2 orang lainnya masih sepupu.

Sumantri misalnya, harus berjalan tertatih tatih untuk melakukan aktifitas sehari hari. Ia baru mengalami kelumpuhan selama 2 tahun terakhir, setelah mendadak alami sakit bagian tubuh hingga lumpuh dan sulit berbicara. Kisah Sekeluarga di Lebak Banten Lumpuh karena Gangguan Pembuluh Darah di Otak, Begini Caranya Hidup

RSUDZA dan RSPON Kembali Bekerjasama Lakukan Embolisasi Pembuluh Darah di Otak Lokasi Penukaran Uang Baru di Lebak Banten untuk Lebaran 2024 dan Tata Caranya Penyebab Sekeluarga Lumpuh Satu per Satu Terjawab, Dokter Ungkap Penyakit yang Diderita Warga Banten

Pasangan Lansia di Lebak Banten Ditemukan Tewas Bersimbah Darah, Korban Baru Terima Pensiun dan THR Kisah Pilu Asih, ART di Lembang yang Bekerja Sambil Gendong Anaknya yang Lumpuh Otak Misteri Sekeluarga Akhiri Hidup Lompat dari Lantai 22 Apartemen: Buket Melati di Antara Bercak Darah

Kisah Nyata: Belasan Warga Banten Hidup Terpasung, Berteman Rantai Besi di Kaki Anggota keluarga ini alami kelumpuhan dalam rentan waktu yang berbeda. Misto merupakan anggota keluarga pertama yang mengalami kelumpuhan .

Sudah 20 tahun lebih lamanya ia hanya bisa terbaring di dalam rumah, dan sulit untuk berbicara. Hidup sekeluarga yang mengalami kelumpuhan Mereka tinggal di rumah panggung dengan bilik dari bambu ini pun penuh keterbatasan. Beruntung, para tetangga masih memperhatikan nasib mereka.

Secara bergantian, tetangga selalu memberikan bantuan makanan, termasuk bantuan dari aparat desa berupa beras. Kembali sehat merupakan harapan terbesar mereka, dalam kondisi yang tak lagi dapat bergerak normal, uluran tangan pemerintah bisa jadi jawaban untuk keluarga ini. Satu keluarga di Lebak Banten dibawa ke RSUD dr. Adjidarmo di Rangkasbitung untuk menjalani pemeriksaan pada Minggu (14/1/2023) kemarin.

Penjabat (Pj) Bupati Lebak, Iwan Kurniawan, mengatakan, dua dari enam anggota keluarga yang lumpuh sudah diperiksa, yakni Maman Abdurahman dan Sumantri. Berdasarkan hasil pemeriksaan, kata Iwan, ada gangguan saraf di otak. “Kemarin pemeriksaan spesialis saraf dan rehabilitasi medik, diperiksa ternyata ada permasalahan pembuluh darah di otak,” kata Iwan di Pendopo Bupati Lebak, Senin (15/1/2023).

Menurut Iwan, mereka mengalami penyakit yang sama juga dikarenakan faktor genetik atau garis keturunan keluarga. Sehingga, seluruh keluarga tersebut mengalami kelumpuhan. Sekeluarga yang lumpu ini lantas direkomendasikan untuk dirujuk ke RSCM Jakarta. “Alhamdulillah tadi malam sudah dibawa ke Jakarta dan transit dulu di rumah singgah Handayani milik Kemensos sambil menunggu tahapan rujukan,” kata Iwan.

Seluruh biaya perawatan keluarga pasien kelumpuhan, kata Iwan, akan ditanggung oleh Kementerian Sosial. Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Budhi Mulyanto menjelaskan, satu keluarga yang mengalami kelumpuhan ini merupakan kasus lama. Sebelumnya mereka pernah ditangani tenaga kesehatan Puskesmas Cikulur sejak 2015. Bahkan, pasien pernah menjalani fisioterapi di RSUD dr Adjidarmo dan menjalani rawat inap di RS DKT Serang.

"Tapi tidak menyelesaikan perawatan," kata Budhi yang juga menjabat sebagai Direktur RSUD dr Adjidarmo. Menurut Budhi, saat ini RSUD dr Adjidarmo siap memberikan layanan kepada pasien yang mengalami kelumpuhan tersebut, sambil menunggu kesediaan keluarga pasien untuk dibawa ke rumah sakit. Selain mengupayakan pengobatan, Pemkab Lebak juga memprioritaskan bantuan untuk anggota keluarga yang masih sehat dengan memberikan pekerjaan yang layak.

“Untuk Pak Saeful yang merupakan tulang punggung keluarga, kita sampaikan ke Disnaker untuk memberikan pekerjaan untuk peningkatan kesejahteraan,” kata Penjabat (Pj) Bupati Lebak, Iwan Kurniawan. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *