Sejumlah menteri dikabarkan bakalan hengkang dari jabatannya, hal ini terkait dengan suhu politik nasional yang mulai menghangat. Salah satu menteri yang diisukan akan mundur adalah Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. Sri Mulyani adalah salah satu dari menteri yang diisukan bakalan undur diri dari Kabinet Indonesia Maju (KIM) yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Seperti diketahui, wanita ini adalah menteri andalan Presiden Jokowi bahkan presiden sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono. Lantas bagaimana jiga kabar tersebut benar benar terjadi, banyak pihak yang khawatir akan mengganggu berjalannya pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Analisi Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny P Sasmita menilai, jika Sri Mulyani mundur maka akan berdampak ke investasi terutama investasi asing atau Foreign Direct Invesment (FDI) Indonesia.

Hal ini karena Sri Mulyani selama ini dipandang cukup kredibel oleh investor asing. Dipandang Paling Kredibel Oleh Investor, Bagaimana Jika Sri Mulyani Mengundurkan Diri? Isu Menteri Sri Mulyani Mengundurkan Diri Langsung Dijawab Terang terangan Luhut

Dunia Usaha Wanti wanti Jika Sri Mulyani Mundur, Ganggu Kepercayaan Investor MENKEU Sri Mulyani Menghadap Presiden Jokowi di Istana, Mengundurkan Diri? Ini Penjelasan Istana Apindo Sebut Investor Bakal Terganggu Jika Sri Mulyani Mundur, Akan Berefek Bola Salju

Ramalan Pengamat Jika Jokowi Reshuffle Menkeu Sri Mulyani Aliran Modal Asing Terancam Jika Sri Mulyani Hengkang Menkeu Sri Mulyani Tanggapi Resesi Ekonomi Jepang dan Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

“Sehingga kemunduran beliau berpeluang memberikan imbas negatif kepada perekonomian,” tutur Ronny kepada Kontan, Senin (22/1). Meski begitu, ia meyakini Sri Mulyani akan berkomitmen untuk menyelesaikan masa tugasnya sampai akhir kepemiminan Presiden Jokowi. “Karena beliau apolitis. Jika beliau mundur, maka beliau justru akan masuk ke pusaran kontestasi politik yang sedang berkembang, sekalipun beliau tak ikut pihak manapun,” ungkapnya.

Senada, Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet menilai, jika Sri Mulyani benar mundur dari jabatan Menteri Keuangan, dalam jangka pendek akan ada sentimen yang muncul terutama di pasar keuangan yang merespon pergantian tersebut. Imbasnya, investor akan mempertanyakan terkait keberlanjutan kebijakan investasinya, karena dikhawatirkan penggati Sri Mulyani akan mengubah kebijakan yang ada. “Sentimen tersebut menurut saya muncul dari investor yang mempercayai kinerja dari Menteri Keuangan saat ini, sehingga absennya beliau di kabinet dinilai dalam jangka pendek akan berdampak terhadap periode ketidakpastian kebijakan yang bisa muncul atau diambil oleh Kementerian Keuangan,” kata Yusuf.

Meski begitu, Sri Mulyani sempat membantah bahwa dirinya akan mundur sebagai Menteri Keuangan. Ia masih mengikuti rapat internal yang membahas soal pajak hiburan dan anggaran pendidikan di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Jumat (19/1) lalu. Bahkan, di hari yang sama, Sri Mulyani juga masih berkumpul dan berdiskusi bersama jajaran pimpinan Kementerian Keuangan, untuk mendiskusikan arah dan tantangan pengelolaan keuangan negara ke depan. Terdapat tiga isu yang dibahas, yakni transformasi yang dibahas, yaitu terkait Transformasi Dukungan Manajemen (Backbone), Transformasi Penerimaan, dan Transformasi Belanja & Perbendaharaan Kekayaan Negara dan Risiko (PKNR).

Pengamat Pasar Uang Lukman Leong menyebut desas desus mundurnya sejumlah menteri Presiden Joko Widodo tidak memberikan efek terhadap kepercayaan investor. Lukman meyakini investor dapat membedakan rumor dan realitas sehingga dampaknya tidak signifikan. Analis DCFX Futures itu melihat isu mundurnya menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM) ini dikaitkan erat juga pilpres 2024.

Lukman menyebut investor tentunya memiliki langkah langkah yang sudah disiapkan menghadapi segala bentuk risiko. “Investor telah bersiap dalam mengantisapasi segala kemungkinan termasuk perpecahan yang dapat menggangu pemerintah dalam menjalankan kebijakan,” ungkapnya. Pengamat Pasar Uang lainnya Ariston Tjendra mengatakan hal senada terkait perkembangan di internal.

Ariston menyampaikan rupiah bisa terdampak atas mundurnya Menteri Keuangan yang memiliki peran sentral dalam perekonomian. “Ini bisa memberikan sentimen negatif ke rupiah,” urainya. Diketahui, Ekonom senior Faisal Basri mendengar kabar Menteri Keuangan Sri Mulyani dan menteri lainnya tengah menunggu waktu yang tepat untuk hengkang dari pemerintahan.

Faisal mengklaim ada menteri yang sudah siap mundur dari pemerintahan Jokowi satu di antaranya Menteri Keuangan Sri Mulyani. "Katanya nunggu momentum, mudah mudahan momentum ini segera insyaallah jadi pemicu yang dahsyat, seperti Pak Ginandjar (Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri Ginandjar Kartasasmita) dan 13 menteri lainnya mundur di zaman Pak Harto (Presiden Soeharto)," tuturnya. Sri Mulyani Indrawati tidak menggubris isu dirinya akan mundur dari Kabinet Indonesia Maju (KIM) yang dilontarkan pertama kali oleh ekonom Faisal Basri itu.

Usai menghadiri rapat intern di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (19/1/2024), sambil berjalan ke arah mobil dinasnya, Sri Mulyani mengatakan dirinya masih bekerja. "Aku mau maju, aku mau maju, saya bekerja, bekerja," katanya. Sri Mulyani mengatakan, dirinya masih bekerja seperti biasa.

"Masak? Ini masih kerja," kata Sri Mulyani. Sri Mulyani kemudian tersenyum merespon wacana tersebut, termasuk saat ditanya mengenai isu dirinya yang berseberangan dengan Prabowo Subianto.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *